Kamis, 02 Juli 2009


A & PUASA

I Yohanes 5:14
“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”

Matius 6:16-18
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

A. DOA (PRAY)

A.1. ETIMOLOGI

“Doa” dalam bahasa Ibrani adalah p?lal (verb); bhs Inggris : “to pray (Kej. 20:7; Bilangan 21:7), intervene (Ul. 9:20, 1 Sam. 12:23), mediate (1 Sam. 2:25), judge (Mazmur 106:30)”. Dalam bahasa Greek terdapat beberapa pengertian antara lain : 1). “Euchomai” yang mengandung arti “wish”=ingin/keinginan (3 Yoh. 1:2), “wish for”=mengharapkan (Kis. 26:29). 2). “Proseuchomai” (Rom. 8:26; Ef. 6:18; Filipi 1:9). 3). “Er?ta?”=”to ask”=“meminta” (Yoh. 17:9,15, 20), “memohon” (1 Yoh. 5:16). 4). “Deomai”=“to desire”=“hasrat/keinginan” (2 Kor. 5:20).

A.2. TERMINOLOGI

Doa adalah berbicara dengan Allah; berbakti kepada Allah, bersyukur kepadaNya dan memohon sesuatu daripada Allah. Doa adalah “leher” yang menghubungkan “kepala” (Kristus) dengan “tubuh” (Anak-anakNya) dalam bentuk interaktif yang mesra dimana Kristus memberi perhatian dan jawaban-jawaban kepada anak-anakNya yang datang meminta, mencari & mengetok (Matius 7:7-8). Doa adalah keterpautan “roh, jiwa & tubuh” manusia dengan TUHAN Allah dalam suatu waktu, ruang & kondisi/keadaan.

A.3. MENGAPA ORANG KRISTEN HARUS BERDOA ?

Doa atau berdoa adalah kata yang sangat populer yang dikenal oleh semua orang, baik Kristen maupun yang bukan Kristen. Doa dalam pengertiannya yang secara universal selalu berhubungan dengan sesuatu yang berada di luar kehidupan normal seorang manusia yang lebih bersifat supranatural. Doa adalah suatu dimensi yang berhubungan dengan alam roh. Semua orang dapat berdoa sesuai dengan keyakinan atau sesuatu yang dipercayainya memiliki kuasa yang diluar kekuatan/kuasa manusia biasa. Sehingga doa juga merupakan suatu “medan magnit” yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan sesuatu roh supranatural diluarnya.

Secara teologis Kristiani, kehidupan manusia selalu diperhadapkan pada dua kutub medan magnit yang sangat kuat daya tariknya. Pertama, kutub medan magnit yang datang/berasal dari TUHAN Allah sang Pencipta dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS, yang menarik kita dengan kekuatan kasihNya kedalam kehidupan yang kekal. Kedua, asalnya dari si Iblis, bapa dari segala dusta yang berusaha menarik manusia untuk mengikuti segala dustanya dan akan berakhir dalam nyala api neraka untuk selama-lamanya (Yoh. 8:44).

Sebagai orang-orang yang hidup dalam anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus, kita harus selalu berdoa kepada Allah Bapa di surga yang menandakan suatu bentuk hubungan yang intim denganNya. Mengapa harus selalu berdoa ?

Alkitab memberi beberapa alasan mendasar, mengapa setiap orang Kristen harus selalu memiliki kehidupan doa yang permanen/berkesinambungan.


1.
Membangun dan membina komunikasi penuh keakraban dengan Allah Bapa sehingga dapat mengenal rencana dan kehendakNya dalam kehidupan kita. (Mat. 6:6, Roma 1:10; 8:27-28).
2.
Mengenal pribadi dan kasih Yesus (Efesus 3:18-19; Filemon 1:6)
3.
Mohon petunjuk TUHAN (KPR. 1:24).
4.
Mohon diperlengkapi dengan kuasa ROH KUDUS untuk berani menyampaikan firman Tuhan kepada banyak orang (KPR. 4:31).
5.
Mohon pengampunan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat (Lukas 11:4).
6.
Mohon kekuatan Allah memampukan menghadapi penderitaan (Lukas 22:41-44; Yakobus 5:13).
7.
Supaya jangan jatuh dalam pencobaan yang dapat mengakibatkan gugurnya iman (Matius 26:41; Lukas 22:31-32)
8.
Supaya orang lainpun dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (KPR. 26:29; Kolose 4:3; 2 Tes. 3:1).
9.
Supaya terjadi pemulihan, baik secara jasmani maupun rohani sehingga dapat memberi semangat/hidup baru dalam mengiring dan melayani TUHAN (Maz. 41:4; 80:4; 85:5; 126:4).

Dengan doa, kita diberi kesanggupan untuk bertindak dalam segala hal menurut kehendak TUHAN. Kesanggupan
untuk merasakan kasih, untuk berbicara menurut hukum kasih, dan untuk melakukan segala sesuatu yang selaras
dengan hukum kasih seperti yang tercatat dalam Alkitab.

Allah dapat menolong kita. Pertolongan yang diberikanNya, jauh lebih besar dari yang dapat dilakukan seorang ayah (secara biologis) kepada anaknya. Dialah Allah Bapa kita yang sangat mengasihi kita. Kita membutuhan hal-hal yang baik dari Allah untuk membantu kita “berlaku adil, mencintai belas kasihan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu (Mikha 6:8). Kita membutuhkan bantuan Allah untuk bertindak secara persaudaraan, dengan bijaksana dan mulia, untuk menghakimi dengan jujur dan dengan kasih sayang. Bantuan Allah untuk melakukan semua hal ini menurut cara Allah diperoleh dengan doa (Matius 7:7).

A.4. PRINSIP-PRINSIP DOA

“Saya telah menjadi orang Kristen bertahun-tahun lamanya tetapi saya mendapati doa itu benar-benar sangat membosankan. Saya sudah membaca sejumlah buku tentang doa, tetapi tidak ada yang memberikan saya penanganan masalah itu. Saya malu karena tidak pandai berdoa dan tidak bisa berdoa untuk waktu yang lama seperti doa syafaat. Saya terlalu sibuk dan terlalu capek, sehingga tidak memiliki sedikit waktu walau hanya 5 menit untuk berdoa. Saya tidak tahu dari mana harus mulai berdoa. Saya tidak bisa berdoa karena tidak layak; dosa saya terlalu banyak dan tidak mungkin diampuni semuanya. Saya tidak bisa berkonsentrasi setiap kali hendak berdoa karena pikiran yang kacau.”

Alasan-alasan seperti yang terkutip di atas, sering dijumpai dalam kehidupan kebanyakan orang Kristen ( -- mungkin --, sama seperti saya yang sedang mengikuti PA ini).

Kita haruslah menyadari bahwa tingkat kemajuan dalam kehidupan Kristen sangat ditentukan oleh kekuatan kita dalam doa. Jika tidak berdoa maka kita tidak bertumbuh secara rohani. Kita harus bisa menerapkan prinsip-prinsip doa yang benar, yang dapat menolong membentuk pola doa yang efektif. Tidak cara lain untuk masuk dalam kehidupan Kristen yang berhasil dan berkemenangan tanpa praktek doa yang disiplin.

Banyak orang Kristen merasa sulit berdoa. Beberapa menggunakan doa yang tercetak. Beberapa lagi, menghafalkan urutan kalimat yang digunakan pada awal dan akhir dari doa. Yang lainnya, yakin bahwa doa itu hanya bermakna bila diucapkan secara spontan, berdoa hanya saat mereka merasa ingin berdoa.

Penerapan kehidupan Kristen yang paling penting tidak bisa diserahkan pada perasan yang tidak dapat diramalkan. Seiap orang Kristen perlu membangun pendekatan doa yang sistematis untuk dirinya sendiri – yang sederhana dan tidak rumit tetapi cukup untuk memberikan pertumbuhan rohani individu.

Berikut ini, ada beberapa prinsip doa yang dapat membantu kita untuk bisa berdoa secara efektif dan lebih berkuasa :

*
Napaskan Doa untuk Pertolongan saat memulai. (Kisah Para Rasul 10:2).

Ketika kita berusaha mengembangkan doa yang lebih efektif, waspadalah dengan kenyataan bahwa iblis akan melakukan segala hal dengan kekuatannya untuk melemahkan perhatian kita ke hal lain. Iblis, musuh jiwa kita berusaha memutuskan napas rohani kita karena ia tahu bila hal ini dilakukan, kita mati atas kemauan kita sendiri. Kita harus menyadari, makin kita berdoa, kerohanian kita makin bertumbuh. Doa memeriahkan seluruh kehidupan. Jika doa ketinggalan, kehidupan merosot. Jika kita tahu bagaimana berdoa, kita tahu juga bagaimana untuk hidup, jika tidak maka kita hanya hidup.

*
Tentukan Waktu yang Jelas. (Mazmur. 5:3).

Pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan Kristen menuntut ketegasan diri kita sendiri dalam hal menetapkan waktu yang jelas untuk berdoa. “Orang yang tidak menyediakan waktu untuk saat teduh pada pagi hari, menyediakan waktu untuk saat yang tidak tenang di sepanjang hari itu”.

*
Tetapi Janji untuk Tetap Berdoa (Pengkhotbah 5:1-5).

Kadangkala, doa bisa menjadi pekerjaan yang menjemukan. Jika waktu doa kita dilakukan hanya berdasarkan perasaan, maka saat teduh kita dengan Allah akan menjadi sangat jarang. Kita harus belajar berdoa dan menepati janji kita dengan Allah, baik kita merasa menyukainya ataupun tidak.

*
Temukan Tempat yang Cocok untuk Berdoa. (Matius 6:6).
*
Berdoalah dengan Rileks dan Mau Menerima (Daniel 3:17-18).
*
Mulai Waktu Doa dengan Membaca Alkitab (Ibrani 4:12)
*
Persembahkan Doa dalam Nama Yesus (Yoh. 14:13-14).
*
Dengarkan Suara Tuhan (Wahyu 3:20; Yesaya 50:4b).
*
Membuka Diri terhadap Aliran Roh Kudus (Roma 8:26; Efesus 5:18).
*
Mengakali Pikiran yang Mengembara (2 Korintus 10:5).
*
Puasa menambah Kualitas Doa (Matius 17:21, Matius 4:1).
*
Pahami dan Terapkan Dasar-dasar Iman (Ibrani 11:1, 6; Yakobus 5:15-16)


B. PUASA (FAST)

B.1. ETIMOLOGI

Kata benda ‘puasa’ berasal dari kata tsom dalam bahasa Ibrani dan “n?steia”(noun) – “n?steu? (verb) dalam bahasa Yunani, fast (Ingg) yang berarti : a) dengan sukarela mengadakan pemantangan terhadap makanan (Lukas 2:37; Mat. 4:2). b) dengan terpaksa mengadakan pemantangan terhadap makanan (2 Kor. 6:5; 11:27).

B.2. TERMINOLOGI

Menurut Ensiklopedia Grolier, puasa adalah : Tindakan menjauhkan diri dari makanan, baik secara keseluruhan atau sebagian, untuk suatu masa tertentu.
Berpuasa adalah dengan sukarela dan dengan sengaja tidak makan dan minum dengan tujuan agar supaya dapat memusatkan pikiran terhadap doa. Atau dengan lain perkataan, puasa adalah suatu keputusan tindakan yang dengan kesadaran penuh menjauhkan diri dari makanan ataupun minuman untuk menambah kuasa yang lebih besar pada doa seseorang.

B.3. JENIS-JENIS PUASA


1.
Puasa Normal, dilakukan tanpa makanan selama masa tertentu dan hanya memasukkan cairan. Lamanya bisa satu hari (Hakim-hakim 20:26).

2.
Puasa Mutlak, dilakukan tanpa makanan atau air (Ester 4:16; Yunus 3:5-7).

3.
Puasa Parsial, melibatkan penghilangan jam makan dalam sehari, atau menghilangkan makanan tertentu untuk suatu masa tertentu.

4.
Puasa Bergilir, melibatkan penghindaran makan tertentu secara berkala.

B.4. TUJUAN BERPUASA

Untuk meremukkan jiwa (Mazmur 69:11).
- Untuk merendahkan diri (Ezra 8:21; Mazmur 35:13).
- Untuk mencari TUHAN (2 Tawarikh 20:3-4).
- Untuk bersiap dalam peperangan rohani (Matius 17:21).

B.5. MANFAAT BERPUASA

- Meletakkan tubuh pada tempatnya (1 Korintus 9:27).
- Memberikan kemenangan atas pencobaan (Matius 4:1-2).
- Mempertajam pengertian rohani kita sehingga memampukan kita mengambil keputusan yang benar (Matius 4:10).

B.6. KARAKTERISTIK PUASA YANG ALKITABIAH (Yesaya 58:3-9)

- Puasa Para Murid (Matius 17:21).
- Puasa Ezra (Ezra 8:23).
- Puasa Samuel (1 Samuel 7:6).
- Puasa Elia (1 Raja-raja 19:4-8).
- Puasa Janda (1 Raja-raja 17:16).
- Puasa Rasul Paulus (KPR. 9:9).
- Puasa Daniel (Daniel 1:8).
- Puasa Yohanes Pembaptis (Lukas 1:15).
- Puasa Ester (Ester 4:16’ 5:2).

C. KESIMPULAN

Tuhan telah menciptakan kita demikian rupa sehingga kita perlu mengetahui tujuan dan manfaat sesuatu, apabila kita dimotivasikan bekerja untuk hal itu. Mungkin sekiranya kita telah menyadari manfaat doa yang sesungguhnya, kita telah menjalankan kehidupan doa sejak lama. Motivasi bekerja atas dasar keinginan. Agar seorang bisa berdoa, ia harus belajar memiliki keinginan untuk berdoa. Untuk berdoa seperti yang dikehendaki oleh Alkitab, orang itu harus memperkembangkan suatu keinginan besar untuk berdoa. Saat yang paling tepat untuk berdoa adalah disaat kita tidak bisa berdoa. Dengan tetap berdoa, kita senantiasa berada dalam otoritas Allah yang maha dahsyat yang memampukan kita bertumbuh dan berkarya bagi Kristus.

Jika setiap orang Kristen berpuasa, hasil-hasilnya akan menggoncangkan lingkungan sekitar, seperti angin badai membengkokkan sebatang pohon. Orang Kristen akan menunjukkan bahwa mereka hidup dengan cara yang berbeda, bahwa iman mereka sangatlah penting, bahwa Yang Mahakuasa bekerja dalam hidup mereka sehari-hari. Jika seluruh gereja berpuasa, mereka akan bergerak maju dalam penginjilan, bersaksi dan memiliki jangkauan dalam mencukupi dan membantu sesama.

Melalui doa dan puasa, kita dapat memusatkan pikiran kita kepada Kristus yang memberi kuasa untuk melawan nafsu kita sendiri, kehendak daging kita sendiri, kehendak mata dan kebanggaan hidup pribadi. Tujuannya adalah supaya kita dapat menjalankan hidup yang suci dan murni di hadapan Tuhan. Melalui doa dan puasa, benteng pertahanan iblis dihancurkan, memutuskan belenggu kejahatan, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberikan kelepasan yang sempurna. Ketika seorang Kristen berdoa dan berpuasa, maka ia sementara menghimpun kekuatan dahsyat sebagai senjata pamungkas dalam menghadapi peperangan rohani. Imanuel….

Tidak ada komentar: