Rabu, 06 Mei 2009

Sikap Dalam Menghadapi Kehidupan yang sulit


Kupang,16 juni 2008

SIKAP DALAM MENGHADAPI KEHIDUPAN (PELAYANAN)

YANG TERASA PAHIT

(Kej. 73:1-)

Oleh Pdt. Jery Adoe

Pendahuluan : Perintis identik dengan Merintih alias pahit, lebih banyak dukanya dari pada suka secara manusia. Seolah-olah tidak ada yang peduli berbeda dengan orang dunia menurut Mazmur 73 ini. Kadang kita ingin protes Tuhan dan bahkan ingin pergi dari Tuhan. Khusunya ketika tidak dapat memahami jalan Tuhan dalam seluruh jalan hidup kita.

Mazmur 73:1

“Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.”

I. Tetap Bersyukur (Ay. 1 Bnd Ay. 21)

“Sesungguhnya Allah itu baik” Bandingkan kata Pahit”

No. Strong: 02896

Kata : bwj towb

Pengucapan: tobe

Asal Kata : from 02895

Sumber : TWOT - 793a

Jenis Kata: adj, n m, n f

Dalam AV : good 361, better 72, goodness 16, , best 8, merry 7, fair 7, prosperity 6, precious 4, fine 3,wealth 3, beautiful 2, fairer 2, favour 2, glad 2,misc 35

baik 361, lebih baik 72, , kebaikan 16, , terbaik 8, adil 7, , berharga 4, bagus 3,

indah 2, lebih adil 2,

Daun Pepaya yang pahit bisa menyembuhkan penyakit malaria sebaliknya gula yang terasa manis akan menimbulkan sakit gula yang dapat membahayakan hidup kita. Itu sebabnya mengapa pemazmur mengatakan Tuhan tetap baik sekalipun hidup tersa “pahit” namun dia tetap mengatakan Tuhan Baik sebab di dalam Tuhan baik manis maupun pahit ada maksud dalam semua itu (Kel 15).

II. Tetap Cinta Tuhan dengan Tulus (Ay. 1)

tulus hatinya”

III. Tetap Hidup Benar (ay. 1)

“bagi mereka yang bersih hatinya”

Ditengah hidup yang susah dan terasa pahit ini orang akan berusaha melakukan dan menghalalkkan semua cara untuk mendapatkan hidup yang “manis”. Namun tidak bagi Tuhan untuk mendapatkan yang manis kadang kita harus melewati masa-masa pahit. Seperti kata pepatah dunia bersusah-susah dahulu bearu bersenang-senang kemudian

IV. Tetap Menjadikan Tuhan Di Atas Segalanya (Ay. 25-26)

Mazmur 73:25=26

25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”

Tidak Boleh ada yang boleh mengambil Tuhan dalam hidup kita. Termasuk yang ada di bumi: harta, kedudukan, ketenaran, jabatan wanita, kesenagan dunia bahkan sakit penyakit seperti kata Paulus (Rom 8:35; 38-39)

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,

8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

V. Tetap Intim/bergaul akrab dengan Tuhan (Ay. 28)

“Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah;”

VI. Tetap Berharap Mengandalkan Tuhan (Ay. 28)

“aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan”

Dalam Bnyak mazmurterungkap kata : Tuhan perlindungan, hanya dekat Allah aku tenang, gunung bstu dll. Bukti bahwa Allah kita luar biasa

KESIMPULAN

Bagaimana Benih Tumbuh Besar?

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua
orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama
anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis
berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka
dibawah pohon yang besar itu.

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian
dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar
suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah?
Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?

"Sepertinya", lanjut sang bocah, "aku tak akan bisa besar. Tubuhku
ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar.
Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap
seperti ini." Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah.
Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar
sepertimu, Ayah?

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah
benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya.
Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat
seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan
tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon
besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini,
dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya,
juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak
menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini,
ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari
tempat yang sama.

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak,
benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh,
dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk
menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya
matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus
bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah
melatihnya menjadi mahluk yang sabar.

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk
berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan
kesabaran."


Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri,
meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan
impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam
tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa
sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh
dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi
mahluk dengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya
dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan
kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan
keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan,
bilakah saatnya berhasil? Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua
kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang
lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu
berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa
alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar
matahari?

Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan
sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa
mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian"
serta teriknya matahari "persoalan"? Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu,
bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah
akan tak pernah lupa dengan itu semua.

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah
ada dlm dirimu.

Harga sebuah Mukjizat".

Sally baru berumur 8 tahun, saat ia mendengar ayah dan ibunya berbicara
tentang adiknya, Georgi, yang sedang sakit keras dan mereka telah melakukan
segala cara sebatas kemampuan untuk mengobatinya. Hanya tinggal
operasi yang sangat, sangat mahal yang dapat membantu adiknya....... dan itu
sangat sukar karena keterbatasan keuangan keluarga Sally.
Sally mendengar ayahnya berbisik dengan putus asa, " Hanya tinggal mukjizat
yang dapat menyelamatkan Georgi".
Sally kembali keruang tidurnya dan mengambil tabungan dari tempat ia
menyembunyikannya. Ia mengeluarkan semua uang receh yang ada dan
menghitungnya dengan seksama. Tiga kali ia menghitung. Jumlahnya harus
benar2 tepat. Tidak bisa ada kemungkinan berbuat salah. Membungkus uang
receh itu dalam sapu tangannya, lalu ia
menyelinap keluar dari rumah dan menuju keapotik terdekat.
Sally menunggu dengan sabar sampai apotheker dapat memberi perhatian
padanya, tetapi apotheker sedang sibuk bicara dengan seorang yang perlente,
dia itu tidak mau direpotkan oleh seorang anak umur 8 tahun.
Sally menggesekkan kakinya dilantai serta berdehem beberapa kali untuk
menarik perhatian, tidak ada hasilnya. Lalu ia mengambil sekeping uang receh
dari bungkusan sapu tanggan dan memukulkannya pada kounter kaca. Tindakan
itu berhasil.
"Dan apa yang kaukehendaki?", apotheker itu bertanya dengan nada suara yang
tinggi karena merasa terganggu.
"Aku hendak berbicara dengan Bapak mengenai saudaraku," jawab Sally dengan
nada suara yang juga tinggi. 'Saudaraku sakit ....... dan aku mau membeli
suatu mukjizat." "Maafkan aku," kata apotheker itu.
"Ayahku berkata hanya sebuah mukjizat yang dapat menyelamatkan adikku
sekarang ini....... maka berapa harga sebuah mukjizat?". "Disini kami tidak
menjual mukjizat, gadis kecil. Aku tidak dapat membantumu." "Dengar, aku
mempunyai uang untuk membayarnya. Hanya katakan saja padaku berapa harga
mukjizat itu."
Orang perlente itu membungkuk dan bertanya,"Apa mukjizat yang dibutuhkan
adikmu itu?" "Aku tidak tahu,"jawab Sally. Sebutir air mata mulai mengalir
dari
matanya. 'Aku hanya tahu adikku sakit keras dan ibu mengatakan dia perlu
dioperasi. Tetapi keluargaku tidak mampu untuk membiayainya ..........
tetapi aku mempunyai uangku sendiri."
"Berapa uang yang kaumiliki ?", tanya orang perlente itu.
"Satu dollar dan sebelas sen," jawab Sally dengan bangga. "Dan itu adalah

semuanya yang kumiliki didunia ini."
"Tentu, ini suatu kebetulan," jawab orang perlente sambil tersenyum.
"Satu dollar dan sebelas sen ....... harga yang tepat untuk sebuah mukjizat
untuk menolong seorang adik." Ia mengambil uang Sally dengan satu tangan,
sambil tangan lain menggapai tangan Sally sambil berkata "Bawalah aku
kerumahmu. Aku ingin melihat adikmu dan berjumpa
dengan kedua orang tuamu." Orang perlente itu adalah Dr. Carlton Armstrong,
ahli bedah yang ternama dan mengkhusukan diri dalam penyakit Georgi. Operasi
dilakukan tanpa biaya dan tidak lama kemudian Georgi pulang kembali kerumah
dan berangsur mulai sembuh. Ayah dan ibu Sally berbicara dengan bahagia
tentang rangkaian peristiwa2 sehingga itu semua terjadi.
"Operasi itu,'" bisik ibu."Bagaikan mukjizat. Aku sebenarnya ingin tahu

Tidak ada komentar: